VARIASI BELAJAR
Pada
dasarnya semua orang tidak menghendaki adanya kebosanan dalam hidupnya. Karna
sesuatu yang membosankan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan, orang akan
senang bila hidup ini diisi dengan penuh variasi (bermacam-macam) dalam artian
yang positif dan akan lebih menyenangkan serta merangsang dalam kehidupan.
Misalnya :
bila seorang guru dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan variasi, maka
akan membosankan bagi siswanya. Seperti perhatianakan berkurang, mengantuk, dan
akibatnya, tujuan belajar tidak tercapai. Jadi seorang guru memerlukan adanya
variasi dalam mengajar siswanya.
Ada tiga
keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar, yaitu : variasi
dalam gaya belajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran, dan
variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.
Begitu juga
dengan pengelolaan kelas, yang merupakan masalah pokok yang di hadapi seorang
guru, baik pemula maupun yang sudah pengalaman. Pengelolaan kelas yang aktif
adalah syarat bagi pengajar yang efektif. Pengelolaan kelas di sini adalah
keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal.
Pengembangan Variasi Mengajar
A.
Tujuan variasi mengajar
1. Meningakatkan dan memelihara perhatian
siswa terhadap relevansi proses belajar mengajar.
Dalam proses belajar mengajar perhatian dari siswa terhadap materi pelajaran yang di berikan sangat dituntut. Sedikit pun tidak diharapkan adanya siswa yang tidak atau kurang memperhatikan penjelasan guru , karena hal itu akan menyebabkan siswa tidak mengerti akan bahan yabg di berikan guru.
Dalam jumlah siswa yang besar biasanya ditemukan kesukaran untuk mempertahankan agar perhatian siswa tetap pada materi pelajaran yang diberikan. Berbagai faktor memang mempengaruhinya. Misalnya faktor penjelasan guru yang kurang mengenai sasaran, situasi di luar kelas yang di rasakan siswa lebih menrik daripada materi pelajaran yang diberikan guru, siswa yang kurang menyenangi materi pelajaran yang di berikan guru.
Fokus permasalahan pentingnya perhatian ini dalam proses belajar mengajar,karena dengan perhatian yang diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang Guru jelaskan, akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tercapainya tujuan pembelajaran tersebut bila setiap siswa mencapai penguasaan terhadap materi yang diberikan dalam suatau pertemuan kelas. Indikator penguasaan siswa terhadap materi pelajaran adalah terjadinya perubahan didalam diri siswa.Jadi, perhatian adalah masalah yang tidak bisa dikesampingkan dalam konteks pencapaian tujuan pembelajaran.
Karena itu, Guru selalu memperhatikan variasi mengajarnya,apakah sudah dapat meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap materi yang dijelaskan atau belum.
2. Memberikan
kesempatan berfungsinya motivasi.
Motivasi memegang peranan penting dalam belajar.
Seorang siswa tidak akan dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada
motivasi di dalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi, seorang siswa tidak akan
melakukan kegiatan belajar.Maka dari itu, Guru selalu memperhatikan masalah
motivasi ini dan berusaha agar tetap tergejolak didalam diri setiap siswa
selama pelajaran berlangsung.
Dalam proses belajar mengajar dikelas, tidak setiap siswa mempunyai motivasi yang sama terhadap sesuatu bahan. Untuk bahan tertentu boleh jadi jadi seorang siswa menyenanginya,tetapi untuk bahan yang lain boleh jadi siswa tersebut tidak menyenanginya. Ini merupakan masalah bagi Guru dalam setiap kali mengadakan pertemuan . Guru selalu dihadapkan pada masalah motivasi. Guru selalu ingin memberikan motivasi terhadap siswanya yang kurang memperhatikan materi pelajaran yang diberikan.
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan,bukanlah masalah bagi Guru. Karena di dalam diri siswa tersebut sudah ada motivasi,yaitu motivasi instrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadarannya sendiri memperhatikan penjelasan Guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada di sekitarnya kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.
Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Disini peranan Guru lebih dituntut untuk memerankan fungsi motivasi,yaitu motivasi sebagai alat yang mendorong manusia untuk berbuat,motivasi sebagai alat yang menentukan arah perbuatan, dan motivasi sebagai alat untuk menyeleksi perbuatan.
3. Membentuk
sikap positif terhadap guru dan sekolah.
Adalah
suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa dikelas ada siswa tertentu
yang kurang senang terhadap seorang Guru. Sikap negatif ini tidak hanya terjadi
pada siswa, tetapi juga pada siswi. Konsekuensinya bidang studi yang dipegang
oleh Guru tersebut juga menjadi tidak disenangi. Acuh tak acuh selalu
ditunjukkan lewat sikap dan perbuatan ketika Guru tersebut sedang memberikan
materi pelajaran di kelas.
Kurang senangnya seorang siswa terhadap Guru bisa jadi
disebabkan gaya mengajar Guru yang kurang bervariasi. Gaya mengajar Guru tidak
sejalan dengan gaya belajar siswa.
Metode mengajar yang dipergunakan itu-itu saja. Misalnya hanya menggunakan metode ceramah untuk setiap kali melaksanakan tugas mengajar dikelas. Tidak pernah terlihat menggunakan metode lain. Misalnya metode diskusi,resitasi,Tanya jawab, problem solving atau cerita.
Metode mengajar yang dipergunakan itu-itu saja. Misalnya hanya menggunakan metode ceramah untuk setiap kali melaksanakan tugas mengajar dikelas. Tidak pernah terlihat menggunakan metode lain. Misalnya metode diskusi,resitasi,Tanya jawab, problem solving atau cerita.
Ketika mengajar , guru selalu duduk dengan santainya di kursi, tak pduli bagaimana tingkah laku dan perbuatan anak didik, adalah jalan pengajaran yang cepat membosankan. Guru kurang dapat menguasai keadaan kelas. Kegaduhan biasanya sering terjadi pada sudut- sudut kelas. Akibatnya jalan pengajaran kurang menguntungkan bagi kedua belah pihak,yaitu guru dan siswa. Guru gagal menciptakan suasana belajar yang membangkitkan kreativitas dan kegairahan belajar siswa.
Guru yang bijaksana adalah guru yang yang pandai menempatkan diri dan pandai mengambil hati siswa. Dengan sikap ini siswa merasa diperhatikan oleh guru. Siswa selalu ingin dekat dengan guru. Ketiadaan guru barang sehari disekolah tidak jarang dipertanyakan . siswa merasa rindu untuk selalu dekat disisi guru. Guru seperti itu biasanya karena gaya mengajarnya dan pendekatannnya yang sesuai dengan psikologis siswa.
Variasi mengajarnya mempunyai relevansi dengan gaya belajar siswa. Disela- sela penjelasan selalu diselingi humor dengan pendekatan yang edukatif , jauh dari sikap permusuhan.
4. Memberikan
kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual.
Sebagai
seseorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung
tugasnya dalam mengajar.
Penguasaan metode mengajar yang di tuntut kepada guru tidak hanya satu atau dua metode,tetapi lebih banyak dari itu. Karena diakui , penguasaan metode mengajar dalam jumlah yang banyak lebih memungkinkan guru untuk melakukan pemilihn metode, mana yang akan dipakai dalam rangka menunjang tugasnya mengajar dikelas. Penguasaan terhadap bagaimana menggunakan media merupakan keterampilan lain yang juga diharuskan bagi seorang guru. Demikian juga penguasaan terhadap berbagai pendekatan dalam mengajar di kelas. Penguasaan dari ketiga keterampilan tersebut( metode, media dan pembelajaran) memudahkan bagi guru melakukan pengembangan variasi mengajar. Tetapi sebaliknya, maka sulitlah bagi guru mengembangkan variasi mengajar untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Fasilitas merupakan kelengkapan belajar yang harus ada disekolah. Fungsinya berguna sebagai alat Bantu pengajaran. Fungsinya sebagai alat peraga. Sebagai sumber belajar adalah sisi lain dari peranannya yang tidak pernah guru lupakan. Lengkap tidaknya fasilitas belajar mempengaruhi pemilihan yang harus dilakukan . sangat terbatasnya fasilitas belajar cenderung lebih sedikit alternative yang tersedia untuk melakukan pemilihan.
Misalnya , kurangnya buku yang tesedia untuk suatu
bidang studi menyebabkan metode mencatat lebih dominant dan sulit bagi guru
untuk melakukan pendekatan individual. Kurangnya fasilitas untuk bidang studi
IPA( biologi, kimia, atau fisika)menyebabkan kurangnya keampuhan meted
demonstrasi atau metode eksperimin. Maka alternatif yang sangat terpaksa guru
melakukuan adalah memilih metode ceramah dan meted Tanya jawab atau metode alat
kadarnya, ketimbang tidak ada kegiatan sama sekali.
5. Mendorong
anak didik untuk belajar.
Menyediakan lingkungan belajar adalah tugas guru.
Kewajiban belajar adalah tugas anak didik. Kedua kegiatan ini menyatu dalam
sebuah interaksi pengajaran yang disebut interaksi edukatif. Lingkungan
pengajaran yang kondusif adalah lingkungan yang mampu mendorong anak didik untuk
selalu belajar sehingga berakhirnya kegiatan belajar mengajar.
Belajar memerlukan motivasi sebagai pendorong bagi
anak didik adalah motivasi instrinsif yang lahir dari kesadaran akan pentingnya
ilmu pengetahuan. Namun sayangnya jarang ditemukan bahwa semua anak didik
mempunyai motivasi instrinsik yang sama. Artinya, setiap anak yang hadir
didalam kelas selalu membawa motivasi yang berbeda. Perbedaan motivasi itu
terlihat dari sikap dan perbuatan mereka ketika menerima materi pelajaran dari
guru.
Pada satu sisi ada anak didik yang senang menerima
materi pelajaran tertentu,tetapi dilain pihak ada juga anak didik yang kurang
senang menerima materi pelajaran tertentu. Gejalanya terlihat ada anak didik
yang malas mencatat, malas memperhatikan penjelasan guru, dan sebagainya.
Gejala adanya anak didik yang kurang senang menerima
pelajaran dari guru tidak harus terjadi, karena hal itu akan menghambat proses
belajar mengajar. Disini lah diperlukan peranan guru, bagaimana upaya
menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendorong anak didik untuk senang dan
bergairah belajar. Untuk hal ini cara yang akurat yang mesti guru lakukan
adalah mengembangkan variasi mengajar, baik dalam gaya mengajar, dalam
penggunaan media dan bahan pengajaran, maupun dalam interaksi guru dengan anak
didik.
Ketika komponen variasi mengajar sebagaimana
disebutkan diatas tentu saja menyeret kegiatan belajar anak didik kedalam
berbagai pengalaman yang menarik pada berbagai tingkat kognitif. Anak didik
bergairah belajar.
B. Prinsip penggunaan
Dalam proses belajar mengajar masalah kegiatan siswa adalah yang menjadi
fokus perhatian bagi seorang guru, karna apa pun kegiatan yang guru lakukan
adalh tidak lain untuk bagaimana lingkungan yang tercipta itu menyenangkan hati
menggairahkan belajar semua siswa.
Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk actif dan kreatif
belajar, di perlukan belajar yang kondusif, dengan cara memperhatikan
penggunaan variasi dalam mengajar. Adapun prinsip-prinsip variasi mengajar
sebagai berikut :
1. Dalam menggunakan keterampilan
variasi sebaiknya semua jenis variasi di gaunakan, demi untuk mencapai tujuan
belajar.
2. Menggunakan variasi secara lancar dan
berkesinambungan, sehingga moment proses belajar mengajar yang utuh tidak
rusak, dan perhatian anak didik serta proses belajar tidak terganggu.
3. Penggunaan komponen variasi harus
benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh guru.
C. Komponen-komponen variasi mengajar
1. Variasi
Gaya Mengajar
Variasi ini pada
dasarnya meliputi variasi suara, variasi gerakan anggota badan, dan variasi
pemindahan posisi guru dalam kelas. Karna bagi siswa,variasi tersebut dilihat
debagai sesuatu yang energik, antusias, bersemangat, dan semua memiliki
relevansi dengan hasil belajar.
- Variasi suara
Suara guru dapat bervariasi dalam interaksi, nada, volume, dan kecepatan. Guru dapat mendramatiasi suatu peristiwa, menunjukkan hal-hal yang dianggap penting, berbicara secara pelan dengan seorang anak didik, atau berbicara secara tajam dengan anak didik yang kurang perhatian, dan seterusnya.
- Penekanan
(focusing)
Unuk memfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, guru data menggunakan “penekanan secara verbal” misalnya, “perhatikan baik-baik. Nah ini yang penting. Ini adalah bagian yang sukar,dengarkan baik-baik!” Penekanan seperti itu biasanya dikombinasikan dengan gerakan anggota badan yng dpat menunjuk dengan jari atau member tanda pada papan tulis.
- Pemberian
waktu
Untuk menarik perhatian anak didik, dapat dilakukan dengan mengubah yang bersuara menjadi sepi, dari suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan atau diam, dari akhir bagian pelajaran ke bagian berikutnya. Dalam keterampilan bertanya, pemberian waktu dapat diberikan setelah guru mengajukan beberapa pertanyaan, untuk mengubahnya menjadi pertannyaan yang lebih tinggi tingkatannya setelah keadaan memungkinkan. Bagi anak didik, pemberian waktu dipakai untuk mengorganisasi jawabannya agar menjadi lengkap.
- Kontak pandang
Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan anak didik, sebaiknya mengarahkan pandangannya ke seluruh kelas, menatap setiap anak didik untuk dapat membentuk hubungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian.Guru dapat membntu anak didik dengan menggunakan matanya manyampaikan informasi, dan dengan pandangannya dapat menarik perhatian anak didik.
- Gerakan
anggota badan (gesturing)
Variasi dalam mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang penting dalam komunikasi.
Tidak hanya untuk menarik perhatian saja, tetapi juga menolong dalam menyampaikan arti pembicaraan.
- Pindah posisi
Perpindahan posisi guru dalam ruang
kelas dapat membantu dalam menarik perhatian anak didik, dapat meningkatkan
kepribadian guru. Perpindahan posisi dapat di lakukan dari muka ke bagian
belakang, dari sisi kiri ke sisi kanan, atau di antara anak didik dari belakang
ke samping anak didik. Dapat juga dilakukan dengan posisi berdiri kemudian
berubah menjadi posisi duduk. Yang penting dalam perubahan posisiialah harus
ada tujuannya, dan tidak sekedar mondar mandir. Guru yang kaku adalah tidak
menarik dan menjemukan, dan bila variasi dilakukan secara berlebihan adalah
mengganggu.
2. Variasi
Media Dan Bahan Ajaran
Tiap anak
didik mempunyai kemampuan yan berbeda-beda, baik pendengaran maupun
penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada yang lebih senang
membaca, atau lebih senang mendengarkan dulu baru membaca, dan sebaliknya.
Untuk itu
dengan variasi penggunaan media, misalnya : seorang guru dapat memulai dengan
berbicara terlebih dahulu, kemudian di lanjutakan di papan tulis, dan
dilanjutkan dengan melihat contoh konkrit. Dengan variasi seperti ini dapat
memberi stimulasi terhadap anak didik.
a. Variasi media pandang
Penggunaan media pandang dapat
diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi
seprti buku, majalah, globe, peta, majalah dinding, film, film strip, tv,
radio, recorder, ganbar grafik, model, demonstrasi,dan lain lain. Penggunaan
yang lebih luas dari alat alat tersebut akan memiliki keuntungan:
1. Membantu secara konkret konsep berpikir, dan mengurangi respon yang kurang bermafaat.
2. Memiliki secara potensial perhatian anak didik pada tingkat yang tinggi.
3. Dapat membuat hasil belajar yang riil yang akan mendorong kegiatan mandiri anak didik.
4. Mengembangkan cara berpikir berkesinambungan, seprtihalnya dalam film.
5. Member pengalaman yang tidak mudah di capai oleh alat lain.
6. Member frekuesi kerja, lebih dalam, dan vriasi belajar.
b. Varasi media dengar
Pada umumnya dalam proses belajar
mengajar dikelas suar dguru adalah alat utama dalam komunikasi., dan ini telah
pernah di singgung. Varasi dalam penggunaan media dengar memerlukan sekali
saling bergantian atau kombinasi dengan media pandangan dan media taktil. Sudah
barang tentu ada sejumlah media dengar.
Yang dapat dipakai untuk itu di antaranya ialah pembicaraan anak didik, rekaman bunyi dan suara rekaman music, rekaman drama, wawancara, bahkan rekaman suara ikan lumba-lumba, yang semuanya itu dapat memiliki relevansi dengan pelajaran.
c. Variasi media taktil
Komponen terakhir dari ketermpilan menggukan variasi media dan bahan ajaran adalah penggunaan edia yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menyentuh dan memnipulasi benda atau bahan ajara. Dalam hal ini akan melibatkan anak didik dalam kegiatan penyusunan dan pembuatan model yang hasilnya dapat disebutkan sebagai “media taktil” ataupun kelomok kecil. Cnth: Dalam bidang studi sejarah dapat membuat maket desa Zaman Majapahit; dalam bidang studi geografi dapat membuat model lapisan tanah; mengumpulkan berbagai jenis mata uang loga contoh untuk bidang studi ekonomi.
3. Variasi
Interaksi
Variasi dalam pola interaksi antara guru dan
anak didiknya memiliki rentangan yang bergerak dari dua kutub, yaitu :
a. Anak
didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
b. Anak
didik mendengarkan secara pasif, situasi di dominasi oleh guru, dimana guru
berbicara kepada anak didik.
Pengelolaan kelas
Di anatara kedua kutub itu hanya memungkinkan dapat
terjadi. Misalnya, guru berbicara dengan sekelompok kecil anak didik melalui
mengajukan beberapa.
Pertanyaan atau guru berbincang dengan anak didik secara individual, atau guru menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga anak didik dapat saling tukar menukar pendapat melalui penampilan diri, demonstrasi, atau diskusi.
Bila guru yang berbicara, dapat melalui beberapa
kategori: flling persetujuan, penghargaan atau peningkatan, mengguanakan
pendapat anak didik, bertanya, ceramah, member petunjuk, dan mengkritik.
Sebaliknya, anak didik dapat berbicara melalui pemberian respons dan
pengambilan prakarsa. Bila guru mengajukan pertanyaan dapat juga di varasi
sesuai dengan domain kognitif dari Bloom, pertanyaan dapat diajukan keseluruh
kelas atau di tujukan kepada anak didik individual. Bila dilihat dari sudut
kegiatan anak didik, maka dapat berbentuk: mendengarkan ceramah guru,
mengajukan pendapat pada diskusi kelompok, membaca secara keras atau pelan,
melihat film,bekrja di laboratorium, baik bahasa maupun alam, bekerja tau
belajar bebas, atau juga dpt menciptakan kegiatan sendiri.
Akhirnya, dipertegas kembali bahwa variasi mengajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar. Komponen-komponen variasi mengajar seperti variasi gaya mengajar,variasi media dan bahan ajaran, dan variasi interaksi, mutlak dikuasai oleh guru guna menggirahkan belajar anak didik dalam waktu yang relatif lama dalam suatu pertemuan kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar